Coretax sudah resmi digunakan sejak awal tahun 2025 oleh seluruh Wajib Pajak di Indonesia. Tujuan utama dari pembangunan Coretax adalah untuk memodernisasi sistem administrasi perpajakan yang ada saat ini. Coretax mengintegrasikan seluruh proses bisnis inti administrasi perpajakan, mulai dari pendaftaran wajib pajak, pelaporan SPT, pembayaran pajak, hingga pemeriksaan dan penagihan pajak.

Banyak fitur-fitur baru yang diperkenalkan di Coretax, selain itu juga Coretax telah mengintegrasikan data-data yang dimiliki oleh Wajib Pajak maupun lawan transaksi karena semua dokumen administrasi perpajakan di Coretax menggunakan dokumen elektronik. Dalam PMK 81/2024 telah diatur bahwa dokumen elektronik sudah memiliki kekuatan hukum yang sama dengan dokumen kertas. Dengan begitu, Wajib Pajak tidak perlu lagi meminta dokumen fisik untuk transaksi sehubungan administrasi perpajakan seperti bukti pemotongan PPh kepada lawan transaksi, karena bukti potong yang dibuat oleh lawan transaksi via Coretax akan langsung masuk ke Coretax Wajib Pajak secara real time.

Lalu, bagaimana cara melihat dan mengunduh bukti potong yang diterbitkan lawan transaksi di Coretax?

Jika lawan transaki telah menerbitkan bukti potong tersebut, maka Wajib Pajak bisa langsung mengunduhnya dengan cara berikut:
1.    Login akun Coretax 
2.    Klik menu “Portal Saya” 
3.    Pilih “Dokumen Saya”
4.    Klik “Refresh” lalu semua dokumen-dokumen elektronik yang dimiliki oleh Wajib Pajak akan muncul
5.    Cari “BPPU (Bukti Potong PPh Unifikasi)”.
6.    Jika bukti potong sudah ditemukan, gulir kursor ke pojok kanan lalu klik “Unduh” dokumen bukti potong telah berhasil diunduh.

Selain bukti potong, menu “Dokumen Saya” tersebut juga berisikan surat-surat sehubungan dengan permohonan Wajib Pajak seperti Tanda Terima SKD WPLN (Surat Keterangan Domisili Wajib Pajak Luar Negeri), Faktur Pajak Keluaran, SPT, Bukti Penerimaan Elektronik, Bukti Pemindahbukuan. Dokumen lain sepeti STP, Surat Teguran, SKP, dan lain sebagainya juga akan muncul di menu tersebut.