Senin-Jumat, Pukul 08.00-17.00 WIB

WISMA KORINDO Lt. 5 MT. Haryono Kav. 62, Pancoran Jakarta Selatan 12780

(021) 79182328

23 July 2024

Kriteria Pajak Masukan BKP/JKP yang Tidak Dapat Dikreditkan

Hero

Sumber:

Pajak masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak (JKP) dan/atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean dan/atau impor BKP. PKP dapat mengkreditkan faktur pajak sepanjang tidak termasuk dalam pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan sesuai dengan Pasal 9 ayat (8), Pasal 9A ayat (2) dan Pasal 16B ayat (3) UU PPN s.t.d.t.d UU HPP.

Berdasarkan Pasal 9 ayat (8) UU PPN, pengkreditan pajak masukan tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:

  1. Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;
  2. Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9) UU PPN atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP; dan/atau
  3. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN.

Berdasarkan Pasal 9A ayat (2) UU PPN, pajak masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean, yang berhubungan dengan penyerahan oleh PKP tertentu tidak dapat dikreditkan. PKP tertentu yang dimaksud adalah PKP yang:

  1. Mempunyai peredaran usaha dalam 1 tahun buku tidak melebihi jumlah tertentu;
  2. Melakukan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
  3. Melakukan penyerahan BKP tertentu dan/atau JKP tertentu,

dapat memungut dan menyetorkan PPN yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP dengan besaran tertentu.

Berdasakran Pasal 16B ayat (3) UU PPN, pajak masukan yang dibayar atau perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan.

Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN tersebut antara lain:

  1. Kegiatan di Kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah pabean;
  2. Penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentu;
  3. Impor BKP tertentu;
  4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean; dan
  5. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean,

diatur dengan Peraturan Pemerintah.