Kesehatan Keuangan: Mengapa Arus Kas Lebih Penting dari Laba

Sumber: Freepik
In this economy, banyak investor dan pemilik bisnis terlalu fokus pada laporan laba rugi (income statement) untuk menilai stabilitas finansial perusahaan. Angka laba yang kuat sering kali disalahartikan sebagai tanda kesehatan bisnis yang baik. Padahal, bagi banyak perusahaan, arus kas (cash flow) adalah indikator yang jauh lebih kritis dan menentukan keberlangsungan hidup jangka pendek hingga jangka panjang.
Putusnya Hubungan (Disconnect) antara Laba dan Arus Kas
Laba (Net Profit) dan Arus Kas (Cash Flow) mencatat kinerja perusahaan, tetapi dari sudut pandang yang berbeda.
- Laba: menghitung kinerja berdasarkan prinsip akrual. Laba diakui saat transaksi terjadi (penjualan atau pengeluaran terjadi), bukan saat kas benar-benar diterima atau dibayarkan.
- Arus Kas: mencatat pergerakan kas masuk dan kas keluar yang sebenarnya selama periode tertentu.
Putusnya hubungan ini sering terjadi karena adanya perlakuan akuntansi, seperti:
- Penjualan Kredit: perusahaan mencatat pendapatan (revenue) saat penjualan dilakukan (akrual), namun kasnya baru diterima berbulan-bulan kemudian. Ini menciptakan laba tinggi tetapi arus kas rendah.
- Penyusutan (Depreciation) dan Amortisasi: biaya non-kas ini mengurangi laba bersih (net profit), namun tidak melibatkan pergerakan kas keluar yang sebenarnya.
Sebuah perusahaan dapat memperoleh laba tetapi berjuang keras karena arus kas yang buruk, dan bahkan dapat mengalami kesulitan material (substansial) karena kurangnya cadangan kas.
Peran Krusial Arus Kas
Arus kas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Investor harus melihat melampaui laporan laba rugi untuk menilai stabilitas keuangan, karena laba yang kuat saja tidak selalu berarti cadangan kas yang kuat.
Kekurangan kas dapat menyebabkan perusahaan tidak mampu:
- Membayar gaji karyawan.
- Melunasi kewajiban jangka pendeknya.
- Mempertahankan operasi bisnis sehari-hari.
Bahkan di pasar modal India, sebuah laporan Reuters menemukan bahwa dari 2.700 perusahaan non-banking financial services (NBFCs) dan perusahaan pembuat perhiasan pada tahun 2024, 720 perusahaan mencatat laba tetapi memiliki arus kas negatif dari operasi. Hal ini menyoroti bahwa laba di atas kertas tidak menjamin likuiditas yang cukup.
Tiga Jenis Utama Arus Kas
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) mengklasifikasikan semua transaksi kas ke dalam tiga kategori utama:
- Arus Kas dari Kegiatan Operasi (Operating Activities)
Ini adalah inti dari kesehatan finansial perusahaan.
- Indikasi: kas yang dihasilkan atau dikeluarkan dari operasi bisnis normal, seperti penjualan produk/jasa dan pembayaran pengeluaran operasional.
- Contoh: penerimaan kas dari penjualan barang/jasa dan pembayaran kepada pemasok atau karyawan.
- Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activities)
- Indikasi: perubahan kas dari pembelian atau penjualan aset jangka panjang.
- Contoh: pembelian peralatan, mesin, atau properti (kas keluar) atau penjualan aset tetap (kas masuk).
- Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Financing Activities)
- Indikasi: transaksi yang memengaruhi ukuran dan komposisi ekuitas dan utang perusahaan.
- Contoh: penerimaan kas dari penerbitan saham atau pinjaman (kas masuk) dan pembayaran dividen atau pelunasan utang (kas keluar).
Arus kas dari operasi yang kuat adalah kunci bagi investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan operasinya secara berkelanjutan. Laba adalah pandangan kinerja historis, sementara arus kas adalah cerminan langsung dari likuiditas dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi.