Seperti yang telah diketahui oleh wajib pajak, pelaporan SPT harus dilakukan dengan benar, lengkap, dan jelas. Selain formulir SPT, salah satu lampiran yang wajib dilampirkan pada SPT PPh Badan adalah laporan keuangan. Wajib pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus melampirkan laporan keuangan dalam pelaporan SPT Tahunannya. Jika pelaporan SPT Tahunannya tidak melampirkan laporan keuangan, maka SPT Tahunannya dianggap tidak lengkap dan belum dilaporkan.

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pembukuan yang dilakukan selama satu periode siklus akuntansi. Terdapat beberapa alasan penting mengapa laporan keuangan harus dilampirkan pada saat melaporkan SPT Tahunan PPh Badan, yaitu:

1. Sebagai dokumen sumber data keuangan perusahaan

Laporan keuangan memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan dan merupakan salah satu dokumen utama yang diperlukan oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Selain itu, untuk mengetahui dasar perhitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP), diperlukan data yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan, yaitu laporan laba rugi. 

2. Sebagai dasar penilaian kewajaran data

Laporan keuangan menyajikan data mengenai pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Data tersebut digunakan oleh DJP untuk menilai apakah SPT Tahunan yang disampaikan wajar atau tidak, misalnya dengan menghitung debt to equity ratio (DER) perusahaan.

3. Amanat Undang-Undang

SPT Tahunan PPh Badan dinyatakan tidak lengkap jika tidak disertai dengan laporan keuangan. Hal ini merupakan amanat dari UU KUP. Ketentuan lebih lanjut tentang pelampiran laporan keuangan ini tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2017 tentang Bentuk Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya.