Jangan Sampai Lupa, Tanggal 15 Batas Akhir Upload e-Faktur

Sumber:
Oleh: Wisnu Dwi Yulrianto
Sehubungan dengan dikeluarkan nya PER-03/PJ/2022, banyak poin penting yang harus diketahui oleh Wajib Pajak. Salah satu poin yang paling menarik di dalam PER-03/PJ/2022 ini adalah ketentuan baru mengenai batas akhir upload Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur. Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur wajib di-upload ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan memperoleh persetujuan (approval) DJP paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur.
Pada Pasal 18 ayat (1) PER-03/PJ/2022 disebutkan “e-Faktur berbentuk elektronik wajib diunggah (di-upload) ke DJP menggunakan aplikasi e-Faktur dan memperoleh persetujuan dari DJP, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur”. Sehingga wajib pajak yang melakukan upload e-Faktur diatas tanggal 15 bulan berikutnya akan otomatis di-reject pada aplikasi e-Faktur saat melakukan upload.
Perlu diketahui, ada 2 hal yang membuat e-Faktur mendapat persetujuan DJP. Pertama, Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang digunakan untuk penomoran e-Faktur merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP. Kedua, e-Faktur di upload dalam jangka waktu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 ayat (2) PER-03/PJ/2022. Lebih lanjut disebutkan pada pasal 18 ayat (3) PER-03/PJ/2022 jika e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP bukan merupakan Faktur Pajak. Jadi jika proses upload yang dilakukan Wajib pajak di-reject karena melewati batas akhir upload, maka tidak bisa disebut Faktur Pajak.
Sebagai contoh PT A yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 17 Mei 2022. PT A membuat e-Faktur pada tanggal 17 Mei 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur pajak tanggal 17 Mei 2022. Namun, e-Faktur tersebut baru di-upload ke DJP menggunakan aplikasi e-Faktur pada 16 Juni 2022.
Berdasarkan PER-03/PJ/2022, DJP tidak dapat memberikan persetujuan (reject) atas e-Faktur yang di-upload tersebut karena di-upload setelah tanggal 15 Juni 2022. Sehingga e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan DJP bukan merupakan Faktur Pajak.
Jadi Wajib Pajak jangan sampai lupa melakukan upload e-Faktur sebelum tanggal 15 bulan berikutnya supaya e-Faktur yang dibuat tidak di-reject oleh DJP.