Ingat! SPT PPN yang Diakui Hanya Cetakan dari Web e-Faktur

Sumber:
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) resmi merilis aplikasi e-Faktur Dekstop versi 4.0. Ada beberapa tambahan yang terdapat dalam aplikasi e-Faktur Dekstop versi 4.0 ini, salah satunya adalah tambahan watermark pada SPT Induk dan Lampiran 1111 AB yang bertuliskan “Preview Efaktur Desktop Bukan Dokumen SPT”.
Pada e-Faktur versi sebelumnya, hasil cetakan SPT Induk dan Lampiran 1111 AB tidak memiliki watermark sehingga wajib pajak masih dapat menggunakan cetakan dari e-Faktur Dekstop sebagai cetakan SPT PPN Masa untuk dilaporkan. Selain di e-Faktur Dekstop, wajib pajak juga bisa mencetak SPT Induk dan Lampiran 1111 dari Web e-Faktur.
Wajib Pajak wajib melaporkan SPT PPN melalui Web e-Faktur sejak September 2020. Setelah melaporkan SPT PPN Masa, Bukti Pelaporan Elektronik sebagai bukti pelaporan juga dapat diunduh melalui Web e-Faktur.
Dengan adanya tambahan watermark di cetakan SPT Induk dan Lampiran 1111 AB pada Web e-Faktur versi terbaru, maka SPT yang dicetak melalui e-Faktur Desktop versi 4.0 bukan merupakan dokumen SPT dan oleh karena itu tidak bisa digunakan untuk melaporkan SPT PPN Masa. Jadi, dokumen SPT yang diakui hanyalah yang dicetak melalui Web e-Faktur. Hal ini bertujuan untuk penyeragaman cetakan SPT PPN Masa yang dibuat oleh wajib pajak.
Tampilan Cetakan SPT Induk dari e-Faktur Dekstop versi 4.0