Senin-Jumat, Pukul 08.00-17.00 WIB

WISMA KORINDO Lt. 5 MT. Haryono Kav. 62, Pancoran Jakarta Selatan 12780

(021) 79182328

25 April 2025

Divestasi: Pengertian, Tujuan, Dampak, dan Metode

Hero

Sumber: Freepik

Divestasi adalah penarikan dana atau aset investasi untuk memenuhi tujuan finansial tertentu, baik untuk kepentingan pribadi maupun perusahaan. Dalam dunia investasi, divestasi adalah istilah yang sudah tidak asing bagi para investor. Di dunia bisnis, divestasi termasuk dalam strategi restrukturisasi keuangan. Bagi yang belum memahami arti divestasi bagi pelaksanaan investasi dan bisnis, mari simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

 

Apa itu Divestasi?

Divestasi adalah pengurangan sejumlah aset untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi. Salah satu caranya adalah dengan menarik sejumlah aset saat harga di pasar sedang tinggi.
Pelaksanaan divestasi ditujukan untuk memperbaiki tingkat efisiensi dan pengelolaan investasi. Dalam bisnis, peran divestasi adalah sebagai strategi peningkatan inovasi perusahaan. Sederhananya, strategi divestasi adalah manuver dalam investasi dan bisnis untuk menarik aset demi mendapatkan profit yang lebih besar. Meskipun divestasi berkebalikan dengan investasi, bukan berarti langkah tersebut merugikan investor atau pelaku usaha. Sebagai contoh, sejumlah saham yang ditarik saat harga pasar tinggi dapat memberikan keuntungan lebih dalam waktu singkat.

 

Tujuan Divestasi

Secara umum, tujuan utama pelaksanaan divestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penarikan aset. Di samping itu, divestasi memiliki beberapa tujuan lain yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui, seperti:

  1. Mengurangi Pengeluaran

Bagi investor dan perusahaan, divestasi adalah langkah yang perlu diambil untuk mengurangi pengeluaran berlebih dari banyaknya jumlah aset. Adapun pengeluaran yang dimaksud di sini adalah biaya perawatan, pajak, dan pengeluaran serupa dalam pengelolaan aset.

  1. Meminimalisasi Beban Kerugian

Investor tentunya tahu bahwa tidak semua upaya investasi membuahkan hasil positif. Maka dari itu, divestasi dilakukan untuk meminimalisasi beban kerugian yang dapat diprediksi.

  1. Pengorbanan untuk Efisiensi Jangka Panjang

Setiap investor tentunya ingin laba lebih dari kegiatan investasi. Selain melakukan diversifikasi investasi, investor juga perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk mengorbankan beberapa aset. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan divestasi, investor perlu memastikan perhitungan secara akurat guna memahami risiko yang dihadapi dari pengambilan langkah tersebut.

 

Dampak Divestasi bagi Investor

Penerapan strategi divestasi adalah langkah penting yang memerlukan pertimbangan karena dampaknya. Berikut adalah beberapa dampak divestasi yang perlu diantisipasi oleh investor:

  1. Dana Investasi Kembali

Dengan menarik aset yang diinvestasikan, investor akan mendapatkan dana investasi kembali. Tidak berhenti di situ saja, uang yang didapat bisa menghasilkan keuntungan lebih dengan diinvestasikan ke aset lainnya. Sebagai contoh, Andi melakukan divestasi saham ketika harga di pasar tinggi. Setelah menarik saham, uang yang didapatkan Andi digunakan untuk menabung emas di Pegadaian karena emas tahan inflasi dan nilainya cenderung naik secara historis.

  1. Hak Atas Sebuah Perusahaan Hilang

Dampak lainnya yang perlu diantisipasi dari pelaksanaan divestasi adalah hilangnya hak kepemilikan atas perusahaan tertentu. Ketika investor menarik saham yang dimilikinya, berarti hak atas kepemilikan perusahaan tersebut akan otomatis tercabut.

  1. Pendapatan Berkurang

Dengan hilangnya hak kepemilikan atas perusahaan, maka dividen pun akan ikut menghilang. Maka dari itu, pendapatan investor pun akan berkurang. Ketika saham ditarik, pendapatan rutin berupa dividen pun juga akan menghilang. Dengan kata lain, investor pun akan kehilangan sumber passive income.

  1. Redistribusi Aset

Agar dapat memutar kekayaan, aset yang ditarik dari pelaksanaan divestasi bisa digunakan untuk kegiatan produktif. Dengan menggunakan uang hasil divestasi untuk memulai usaha, keuntungan pun masih bisa dihasilkan kembali.

 

Metode Divestasi

Terdapat beberapa metode divestasi yang bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penarikan aset. Berikut adalah penjelasan setiap metodenya:

  1. Direct Selling

Metode divestasi pertama adalah direct selling yang terbilang mudah dan sering kali digunakan oleh banyak kalangan. Beberapa aktivitas direct selling yang biasanya ditemukan dalam praktik divestasi adalah penjualan saham, aset perusahaan, unit bisnis, dan lain sebagainya.

  1. Carve Out

Carve out adalah metode divestasi di mana perusahaan induk melepaskan sebuah cabang untuk menjadi entitas terpisah. Dengan demikian, entitas baru tersebut tidak berkaitan lagi dengan perusahaan sebelumnya. Setelahnya, cabang perusahaan yang menjadi entitas baru akan menjual saham ke publik. Adapun cabang perusahaan yang dijadikan entitas usaha baru perlu memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dan branding kuat.

  1. Spin Off

Metode divestasi berikutnya adalah spin off yang berarti mencampur suatu divisi menjadi entitas lain secara terpisah, namun masih menjadi satu bagian dengan perusahaan induk.
Keuntungan atau profit yang didapatkan dari metode ini bukanlah uang tunai, namun efisiensi biaya.

  1. Tracking Stock

Divestasi bisa dilakukan dengan metode tracking stock. Namun, cabang perusahaan yang dilepas tidak sepenuhnya terpisah. Kepemilikan terbesar dari unit bisnis yang menjadi entitas baru tersebut masih berada di bawah naungan perusahaan induk.