Itâs Too Early to Celebrate the Child Tax Credit
Sementara pemerintah Amerika Serikat menyediakan insentif pajak yang besar bagi warga negaranya untuk bekerja, membeli rumah, maupun mempersiapkan hari tua, pemerintah Amerika justru tidak banyak memberikan bantuan semacam itu bagi warga negaranya untuk merawat dan membesarkan anak. Kendati agaknya terlambat, mereka mulai Kamis yang lalu mencanangkan program bantuan di mana sebagian besar rumah tangga akan menerima bantuan sebesar $300 per anak setiap bulannya.
Bagi rumah tangga kelas menengah, bantuan seperti ini cukup memberi mereka sedikit kelonggaran finansial. Namun, bagi rumah tangga berpendapatan rendah, program bantuan ini dapat berdampak signifikan. Sejumlah pakar mengestimasikan bahwa program ini dapat mengangkat hampir setengah dari total anak miskin di Amerika yang berjumlah sepuluh juta jiwa ke atas garis kemiskinan.
Kendati demikian, Binyamin Appelbaum memperingatkan agar program ini tidak terlalu cepat dirayakan. Ia menyebutkan setidaknya dua alasan. Pertama, program ini masih seperti coba-coba yang diloloskan sebagai program bantuan di masa darurat dan akan berakhir masanya dalam satu tahun. Tidak ada jaminan bahwa selepas masa itu berakhir, program ini akan masih berlanjut. Kedua, ada tantangan tersendiri juga dalam menjangkau keluarga-keluarga yang benar-benar membutuhkan. Penyaluran dana kepada keluarga-keluarga menengah bukanlah barang sukar sebab alamat tempat tinggal dan akun bank mereka telah tercatat dalam Internal Revenue Service. Sementara itu, ada lebih dari empat juta anak dalam kategori yang membutuhkan namun tidak tercatat dalam daftar I.R.S. Program ini sebenarnya telah membuat satu langkah yang cukup baik karena dengan mengubah ketentuan pajak tahun 1990-an, rumah tangga kelas atas tidak lagi menikmati keuntungan program ini sementara semua keluarga miskin berhak atas bantuan yang sama.
Permasalahan lainnya terletak pada keruwetan dalam proses pendaftaran. Dalam melaksanakan program ini, I.R.S. bekerja sama dengan perusahaan swasta Intuit yang bertanggung jawab menyediakan laman pendaftaran namun hasilnya jauh dari kata sempurna. Menurut Appelbaum, pemerintah Amerika sepatutnya belajar dari keberhasilan program meningkatkan penggunaan stempel makanan yang pernah dicanangkan pada tahun 2000-an di mana negara-negara bagian diberi peran untuk mempermudah pendaftaran dan mengkualifikasi pendaftar. Selain itu, satu survei mendapati bahwa setengah dari respondennya hanya mengetahui sangat sedikit atau bahkan tidak mengetahui sama sekali akan adanya program bantuan ini. Kampanye yang dilakukan pemerintah Joe Biden memang dirasa masih sangat kurang. Seorang pejabat pemerintahan berpendapat bahwa kurangnya masyarakat yang mendaftar itu disebabkan oleh rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah sehingga pendekatannya mesti dilakukan melalui organisasi-organisasi yang bersifat lokal. Barangkali itu ada benarnya, namun hal itu tidak berarti bahwa pemerintah tidak perlu mengkampanyekan program ini secara publik.
Akhir kata, perlu diperhatikan bahwa semata merayakan suatu program sebagai upaya memberantas kemiskinan bagi anak-anak tidak serta-merta berarti memastikan program itu berhasil membantu sebanyak mungkin anak yang membutuhkan.
Sumber: The New York Times, 15 Juli 2021 | Oleh: Binyamin Appelbaum