Flash News 8 Maret 2021
TOPIK PAJAK DAN PENERIMAAN
1. Dorong Kepatuhan, Benahi Teknologi Pajak
Perbaikan sistem teknologi ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP). Berdasarkan laporan kinerja Ditjen pajak 2020 realisasi tingkat downtime system TIK untuk tahun lalu 0,0087% lebih baik jika dibanding dengan tahun 2019 yang hanya 0,0031%. Pemburukan sistem TIK ditjen pajak sejumlah pelayanan pajak, yakni e-filling, e-faktur, e-bupot, e-registration, e-billing, hingga situs pajak.go disebabkan karena beberapa server tak bisa diakses. Sejalan dengan ini, tingkat kepatuhan WP badan dan WP OP non karyawan pada 2020 menjadi dibawah rerata tingkat kepatuhan formal.
Menurut direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Neilmaldrin Noor, penurunan kualitas sistem manajemen informasi 2020 terjadi karena adanya perbedaan penilaian downtime system TIK antara tahun 2019 & 2020. Salah satunya, kriteria planned-unplanned downtime yang ditentukan oleh Pusintek Kemkeu.
Pada tahun ini, Ditjen Pajak terus berupaya melakukan pembenahan teknologi, terlebih di periode awal tahun sangat menentukan penilaian downtime TIK untuk keseluruhan 2021. Sebab, di awal tahun sistem TIK difokuskan pada ketersediaan layanan pelaporan SPT secara daring yakni lewat e-filling. Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan WP agar bisa mencapai target penerimaan pajak sepanjang tahun. Salah satunya, pembaruan core tax administration system. Serta pemerintah telah mencairkan anggaran sebesar Rp 22,86 Miliar untuk pembayaran kontrak agen pengadaan sistem sejak akhir tahun lalu. (Kontan)
TOPIK EKONOMI DAN BISNIS
1. Peluang Emiten Nikel: Tarik Ulur Tesla dan Sinyal Elon Musk
Rencana investasi Tesla Inc. belum kunjung menemui titik cerah setelah perusahaan Elon Musk itu lebih memilih India sebagai lokasi pendirian pabrik kedua di luar AS. Staf khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan rencana investasi perusahaan milik Elon Musk di Negeri Bollywood itu adalah untuk membangun pabrik mobil listrik. Di sisi lain, pendekatan Pemerintah Indonesia dengan Tesla bukan untuk rencana investasi pabrik mobil, melainkan untuk investasi di bidang baterai kendaraan listrik atau sistem penyimpanan energi (electric storage system/ESS).
Baru-baru ini, Bos Tesla Inc Elon Musk menyampaikan kegelisahannya melalui akun Twitter resmi terkait ketersediaan komoditas nikel. Menurut-nya, nikel menjadi perhatian terbesar dalam meningkatkan produksi baterai lithium-ion. Dengan pertimbangan keterbatasan itu, Elon Musk memilih beralih menggunakan katoda berbahan baku besi untuk mobil keluaran Tesla tipe standard range. Upaya pengembangan ekosistem mobil listrik turut memantik emiten produsen nikel seperti Aneka Tambang (ANTM) dan PT Vale Indone-sia Tbk. (INCO). Sayangnya, pernyataan terbaru Elon Musk akan turut berimbas terhadap laju saham keduanya. (Bisnis Indonesia)