Flash News 28 Juli 2020
TOPIK PERPAJAKAN DAN PENERIMAAN
1. Berharap Tax Ratio Naik Saat Pemulihan Ekonomi
Rasio penerimaan pajak Indonesia terhadap PDB (tax ratio) terus menciut. Terlebih karena pandemi ini yang menggerus penerimaan pajak. Kementerian Keuangan mencatat rasio pajak 2019 sebesar 9,76% terhadap PDB. Angka ini lebih rendah sejak empat tahun terakhir yakni 2018 (10,24%), 2017 (9,89%), 2016 (10,36%), 2015 (10,76%). Sementara itu, di tahun 2020 prediksi Kemenkeu di level 9,1% lalu di 2021 berkisar di rentang 8,25-8,63%.
Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan rasio pajak pemerintah harus memetakan basis pajak berdasarkan data kepatuhan formal dan material wajib pajak. Saat ini pemerintah juga melihat lagi efektivitas insentif perpajakan untuk dunia usaha dalam program pemulihan ekonomi nasional. Lewat stimulus ini, dunia usaha bisa cepat membaik dan ekonomi tumbuh lebih baik. (Kontan)
TOPIK EKONOMI DAN BISNIS
1. Rehabilitasi Ekonomi Gontai
Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Penanganan Covid-19 perlu berimprovisasi untuk menggenjot penyerapan anggaran penanganan Covid-19 yang sejauh ini masih rendah. Jika tidak, implementasi kondisi ini mendapat sorotan langsung dari Presiden Joko Widodo yang meminta kepada tim tersebut untuk segera melakukan perbaikan. Berdasarkan data Sekretariat Kabinet, per 22 Juli 2020 serapan anggaran penanganan Covid-19 hanya mencapai Rp136 T, atau 19% dari total anggaran yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp695 T.
Berdasarkan data yang dirilis Sekretariat Kabinet, serapan paling tinggi ada pada sektor perlindungan sosial yakni mencapai 38%, serta UMKM yang mencapai 25%. Hanya saja, serapan untuk sektor UMKM itu terkatrol oleh kebijakan pemerintah yang menempatkan dana di himpunan bank-bank milik negara atau Himbara yang mencapai Rp30 T beberapa waktu lalu. Presiden menjelaskan, ada beberapa poin yang menghambat serapan anggaran dalam Program PEN. Di antaranya masalah regulasi, adanya ego sektoral maupun ego daerah, hingga kendala dari sisi administrasi. (Bisnis Indonesia)
2. Bursa Berpotensi Menguat
IHSG melaju di teritori positif pada awal pekan ini. IHSG menguat 33,68 poin atau 0,66% ke posisi 5.116,67 di akhir perdagangan Senin (27/7). Penguatan kemarin disokong sejumlah sektor terutama sektor pertambangan yang menguat 1,9% dan perbangkan yang positif 1,4%. Kenaikan IHSG berada di tengah aksi jual investor asing sebesar Rp 444,73 miliar.
Total volume transaksi kemarin mencapai 13,47 miliar saham dengan nilai Rp 7,31 triliun. Membaiknya data ekonomi sejumlah negara akan menjadi sentiment pergerakan IHSG. Salah satunya keuntungan industri China yang naik 11,5% yoy di Juni 2020. Di sisi lain, meningkatnya ketegangan geopolitik AS dan Cina serta penanganan pandemi Covid-19 juga membayangi pergerakan IHSG. (Kontan)