Flash News 15 Desember 2021
TOPIK PERPAJAKAN DAN PENERIMAAN
1. Penerimaan Pajak Lampaui 90% Target
Ditjen Pajak Kemenkeu melaporkan, hingga 13 Desember 2021, penerimaan pajak sudah melebihi 90% dari target 1.299,6 triliun. Jika tahun ini berhasil mencapai target, maka kinerja penerimaan pajak akan memecahkan rekor setelah selalu mencatat shortfall sejak tahun 2008 silam. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Kemkeu Yon Arsal menyebut, sejumlah faktor akan mendukung tercapainya target penerimaan pajak. Pertama, kepatuhan wajib pajak (WP) yang meningkat. Kedua, dari faktor eksternal berupa peningkatan harga komoditas yang mendorong aktivitas perdangangan nasional, seperti impor maupun ekspor.
Ketiga, penerimaan PPN yang mulai meningkat seiring dengan aktivitas konsumsi masyarakat yang membaik karena pelonggaran restriksi dan perbaikan progres pertumbuhan ekonomi. Ditjen Pajak terus mengimbau WP yang belum lapor SPT Tahunan. Tak hanya itu, Ditjen Pajak juga akan menguji kepatuhan material bagi WP yang sudah melaporkan SPT. (Kontan)
TOPIK EKONOMI DAN BISNIS
1. Api Inflasi Mengancam Dunia
Setelah badai pandemi Covid-19 mereda, dunia kini menghadapi tantangan baru, yakni api inflasi yang diprediksi bakal membakar perekonomian dunia tahun 2022. Pada November 2021, inflasi AS membengkak hingga 6,8%, tertinggi dalam 38 tahun, dan inflasi di RRT mencapai 2,3%. Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, cost push inflation, menyulitkan otoritas moneter dalam menentukan kebijakan suku bunga dan menjadi ancaman serius pemulihan ekonomi 2022. Cost push inflation yang berbahaya ini bermula dari tersendatnya rantai pasok dan menurunnya produksi akibat gangguan pandemi Covid-19.
Di Indonesia, harga-harga komoditas pertanian masih relatif normal didukung produksi yang masih tetap berjalan. Namun, harga produk hasil industri meningkat seiring kenaikan harga bahan baku dan ongkos transportasi. Selain itu, setelah sebelumnya produksi anjlok, saat permintaan barang meningkat belakangan, produksi tidak bisa langsung digenjot ke normalnya sekitar 80% akibat kekurangan bahan baku dan sebagian tenaga kerja sudah dirumahkan atau kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, harga BBM dan energi yang lain naik. Kondisi itu menyebabkan kenaikan harga-harga barang di Tanah Air. Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi November 2021 meningkat mencapai 0,37% month on month. Inflasi tersebut tertinggi sepanjang tahun ini. (Investor Daily)
2. Penurunan Emisi Telah Menjadi Tuntutan Dunia Usaha
Selain sebagai bentuk mitigasi terhadap perubahan iklim, target penurunan emisi di dunia usaha adalah respons terhadap kebutuhan pasar demi keberlanjutan bisnis. Menurut Research Coordinator pada Institute for Essential Services Reform (IESR) Pamela Simamora, telah terjadi perubahan kondisi pasar di dunia usaha yang dikaitkan dengan isu perubahan iklim. Jejak karbon atau penggunaan sumber energi bersih telah menjadi persyaratan. Dari sisi investor, sejumlah lembaga keuangan tidak lagi memberikan dukungan terhadap bisnis yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Dalam sebuah riset yang dilakukan IESR, kalangan dunia usaha sepakat bahwa isi Perjanjian Paris 2015 untuk menahan kenaikan suhu Bumi tidak melewati 1,5 derajat celsius harus diwujudkan. Dunia usaha pun harus memiliki target penurunan emisi. Namun, ada masalah dalam realisasinya. Belum semuanya berkomitmen penuh melakukan itu. Dari 30 perusahaan yang diteliti, baru enam perusahaan yang memiliki target penurunan emisi. Transisi energi sebaiknya tidak dijadikan beban atau hambatan bagi sektor industri. Sebaliknya, transisi energi adalah peluang baru bagi dunia usaha untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. Apalagi, Indonesia memiliki potensi melimpah dalam hal sumber energi terbarukan. (Kompas)
Klik tautan berikut untuk bergabung ke grup WhatsApp yang memberikan update rangkuman berita harian seputar perpajakan dan ekonomi;
https://chat.whatsapp.com/B8Xm6MypfQ5KQEHa5VwHOe