Flash News 16 Desember 2021
Topik: PAJAK & PENERIMAAN
1. Mendongrak Pajak Korporasi di 2022
Pemerintah menargetkan penerimaan pajak penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Badan di tahun depan sebesar Rp 185,14 triliun. Setoran pajak korporasi pada 2022 tersebut diharapkan naik 44,2% dari target tahun ini sebesar Rp 128,39 triliun. Target PPh Pasal 25/29 Badan tersebut, ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Neilmaildrin Noor mengatakan, target penerimaan PPh Badan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas bisnis industri dan badan usaha. Terlebih, pada tahun ini pemerintah melanjutkan insentif perpajakan.
Proyeksi Ditjen Pajak, enam sektor usaha akan mendominasi penerimaan PPh Badan tahun depan. Antara lain, industri pengolahan, perdangangan besar dan eceran, jasa keuangan dan asuransi, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor informasi dan komunikasi. Proyeksi tersebut didasari atas realisasi penerimaan sampai dengan saat ini. (Kontan)
Topik: EKONOMI & BISNIS
1. Surplus Neraca Dagang Tembus US$ 34,32 Miliar
Neraca perdagangan Januari-November 2021 mencatatkan surplus US$ 34,32 miliar yang merupakan surplus tertinggi dalam 14 tahun terakhir atau sejak 2007. Sejalan dengan itu, ekspor dan impor barang pada November 2021 memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, masing-masing mencapai US$ 22,84 miliar dan US$ 19,33 miliar. Data BPS juga menunjukkan, surplus neraca perdagangan Januari- November 2021 melonjak 75,8% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat US$ 19,52 miliar.
Secara terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu memproyeksikan kinerja ekspor-impor nasional akan terus membaik seiring momentum surplus neraca perdagangan selama 19 bulan secara berturut-turut. Menanggapi hal itu, ekonom Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan, neraca perdagangan berpotensi kembali surplus tahun depan. Namun nominalnya tidak akan sebesar surplus tahun ini. Menurut Yusuf Rendy, kinerja ekspor masih akan ditopang produk komoditas, yang tahun depan harganya akan melandai. Sedangkan impor akan meningkat seiring pulihnya ekonomi. (Investor Daily)
2. Jalur Cepat Ekonomi 2022
Optimisme pemerintah untuk mengakselerasi ekonomi pada 2022 menguat sejalan dengan perbaikan sejumlah sektor utama penyangga perekonomian negara. Mengacu pada data indikator ekonomi terkini, kinerja manufaktur yang prima, pasar keuangan yang tahan guncangan, hingga tingkat konsumsi masyarakat yang telah menggeliat mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi nasional berjalan cepat. Mengacu pada data indikator ekonomi terkini, kinerja manufaktur yang prima, pasar keuangan yang tahan guncangan, hingga tingkat konsumsi masyarakat yang telah meng geliat mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi nasional berjalan cepat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah mengantongi sejumlah komitmen penanaman modal yang akan dieksekusi pada tahun depan. Kendati dipenuhi dengan optimisme, para pemangku kebijakan juga tetap mewaspadai berbagai risiko yang dapat menimbulkan ketidakpastian ekonomi pada tahun depan. Sejauh ini pemerintah telah menyiapkan infrastruktur kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas pasar saat terjadi tapering dan lonjakan inflasi.Sejumlah antisipasi yang disiapkan antara lain mereformulasi basis data program perlindungan sosial, pemanfaatan dinamika geopolitik untuk mencari celah perluasan pasar ekspor, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing investasi. (Bisnis Indonesia)
Klik tautan berikut untuk bergabung ke grup WhatsApp yang memberikan update rangkuman berita harian seputar perpajakan dan ekonomi;
https://chat.whatsapp.com/B8Xm6MypfQ5KQEHa5VwHOe